.. Powered by Blogger.
RSS

Doa

Berdoa adalah suatu yang amat penting dalam kehidupan. Allah menyuruh kita berdoa seperti terdapat dalam al-Quran:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al Baqarah: 186)

Di dalam surah Al-Mukmin ayat 60, Allah menjelaskan:
Berdoalah kepada Ku, nescaya akan Ku perkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina!

Ada beberapa situasi berdoa yang tidak ditolak oleh Allah dan ada doa yang dijanjikan akan dimakbulkan. Berikut ini ialah beberapa keadaan iaitu doa tidak ditolak:

Berdoalah ketika hujan kerana waktu itu doa mustajab: “Dua doa yang tidak pernah ditolak; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan”. (HR. Hakim/disahihkan oleh Adz-Dzahabi)

Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. telah bersabda, “Tiga orang yang tidak ditolak doa-doa mereka. Seorang yang berpuasa sehingga dia berbuka, seorang imam (pemerintah) yang adil dan doa daripada seorang yang dizalimi. Allah s.w.t. akan mengangkatnya ke atas awan dan terbuka pintu-pintu langit dan Allah s.w.t. akan berkata, “Demi kemuliaanKu, pasti Aku akan menolong kamu walaupun selepas beberapa ketika” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmizi. Menurut Tirmizi, bertaraf hassan. Menurut As-Suyuthi, bertaraf hassan. Menurut Al-Albani bertaraf daif)

Sabda Rasulullah; “Sesungguhnya bagi orang berpuasa – ketika berbukanya – doa yang tidak akan ditolak.” [Riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin 'Amru bin al-'As]

Berikut ini ialah doa-doa yang dijanjikan makbul:

Doa Yang Dimakbulkan

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah Radhiallahu‘anhu, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya:

“Tuhan kami Tabaraka wa Ta‘ala turun tiap-tiap malam ke langit dunia ketika tinggal satu pertiga akhir waktu malam berfirman: “Barangsiapa yang berdoa kepadaKu maka Aku akan mengabulkannya baginya, barangsiapa meminta kepadaKu maka Aku akan memberinya, barangsiapa memohon keampunanKu maka Aku mengampuninya.” (Hadis riwayat Bukhari)

Diriwayatkan daripada Abu Umamah Radhiallahu ‘anhu berkata, telah ditanya Rasulullah s.a.w. yang maksudnya: “Doa apakah yang lebih didengar (dikabulkan)?” Nabi bersabda: “(Doa tatkala) satu pertiga terakhir malam dan sesudah solat fardu.”(Hadis riwayat Tirmidzi)

Malam Lailatulqadar. Firman Allah di dalam surah Al-Qadr ayat 3-5 yang tafsirnya :

“Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikut). Sejahteralah malam (yang berkat itu) hingga terbit fajar.”

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda. Artinya: “Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. [Sahih Muslim, kitab Solat bab Nahi An Qiratul Qur'an fi Ruku' wa Sujud 2/48]

Dan Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah waktu ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan solat pada sepertiga malam yang akhir. Kerana itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan di-sahihkan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Renungan

Dari Abu Hurayrah r.a., katanya: Bersabda Rasulullah Saw.: “Berfirman Allah Yang Maha Agung: Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari.(Riwayat Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal)