.. Powered by Blogger.
RSS

Mengikuti 7 Sunah Nabi

1. Tahajjud

Kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

2. Membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari

Sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

3. Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh.

Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

4. Jaga solat dhuha

Kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

5. Jaga sedekah setiap hari

Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

6. Jaga wudhu terus menerus

Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".

7. Amalkan istighfar setiap saat

Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling lazat, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme (pegangan atau pandangan hidup yang mementingkan kesenangan hidup atau pendekatan sosial yang menjadikan hiburan sebagai satu cara hidup)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown said...

togel terpercaya
agen poker
nonton gratis

Post a Comment

Renungan

Dari Abu Hurayrah r.a., katanya: Bersabda Rasulullah Saw.: “Berfirman Allah Yang Maha Agung: Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari.(Riwayat Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal)